Dormitory Gathering 2025: Kegiatan Seru dan Bermakna di Pesantren Modern Islam Assalaam

Dormitory Gathering 2025: Kegiatan Seru dan Bermakna di Pesantren Modern Islam Assalaam

Sukoharjo, Ahad (18/05) – Dalam semangat kebersamaan dan ukhuwah Islamiyah, Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam kembali menghadirkan momen istimewa melalui kegiatan Dormitory Gathering 2025. Kegiatan ini menjadi sarana penyegaran sekaligus penguatan karakter santri dalam suasana hangat, santai, dan penuh makna.

Mengawali kegiatan, seluruh santri dari berbagai rayon berkumpul di lingkungan pesantren. Dalam sambutannya, Ustadzah Yanik Khizanatul Khoiriyah, M.Pd., menekankan pentingnya menjaga akhlak mulia sebagaimana tersirat dalam firman Allah dalam Surat Al-Hujurat ayat 10:

“إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ…”
(Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara…)

Beliau juga menyampaikan bahwa setiap amal dan perbuatan berasal dari dalam diri, sehingga menjaga adab dan akhlak menjadi ciri khas santri di masyarakat. “Sebagai santri, kita harus menjadi pribadi yang memiliki akhlak mulia terhadap siapa pun,” ujarnya.

Dormitory Gathering tahun ini dilaksanakan di berbagai lokasi menarik dengan aktivitas yang dirancang untuk membangun kekompakan dan semangat positif antar santri:

  • Rayon Darul Qolam dan Darul Falaah berjalan santai menikmati suasana pagi di Car Free Day Colomadu, meresapi atmosfer kota yang tertib dan penuh semangat.
  • Rayon Darul Anshor Lantai 2 dan 3 mengunjungi Assalaam Hypermarket, di mana mereka belajar tentang sejarah berdirinya pusat perbelanjaan ini dan melakukan kegiatan edukatif lainnya.
  • Rayon Darul Ulum menikmati kebersamaan di kawasan Manahan, Surakarta, dengan penuh suka cita.

Setiap kegiatan didampingi oleh para wali maskan dan wali hujroh yang memberikan bimbingan penuh perhatian. Kebersamaan ini menggambarkan kuatnya ikatan antara santri dan para pembimbing di lingkungan pesantren modern yang mengedepankan nilai-nilai kekeluargaan.

Sebagai penutup kegiatan, para santri bersama-sama menyaksikan film “Second Miracle in Cell No. 7”, sebuah film penuh pesan moral yang menyentuh. Film ini menjadi sarana refleksi tentang kasih sayang, perjuangan hidup, dan pentingnya kejujuran—nilai-nilai yang sejalan dengan pendidikan karakter yang diusung oleh Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam.

Dormitory Gathering 2025 bukan sekadar kegiatan rekreasi, melainkan bagian dari upaya Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang holistik—menggabungkan unsur spiritual, sosial, dan intelektual. Semoga kegiatan ini menjadi bekal berharga dalam perjalanan para santri menjadi pribadi yang tangguh, berakhlak, dan penuh kasih sayang.

Kontributor: Nihayatul Qoribah, M.Pd.

Dormitory Gathering 2025: Kegiatan Seru dan Bermakna di Pesantren Modern Islam Assalaam
Dormitory Gathering 2025: Kegiatan Seru dan Bermakna di Pesantren Modern Islam Assalaam

 

 

Jadi Penulis, Karya Santri Assalaam Menangkan Penghargaan Nasional

Jadi Penulis, Karya Santri Assalaam Menangkan Penghargaan Nasional

Dua santriwati Madrasah Aliyah (MA), yakni Saida Nabilatuz Z. dan Faiza Lathifatuz Z., menjadi penulis buku tingkat nasional dalam ajang literasi pelajar yang diselenggarakan oleh Halo Penulis/Penerbit HAS.

Kedua santriwati kelas X ini berhasil menembus seleksi ketat dan menerbitkan karya mereka dalam bentuk buku antologi bersama pelajar-pelajar terpilih dari seluruh Indonesia. Prestasi ini bukan hanya mengangkat nama pesantren, tetapi juga memperlihatkan kualitas para penulis muda dari kalangan santri yang memiliki daya saing nasional.

Saida Nabilatuz Z. sukses menyumbangkan dua karya sastranya yang termuat dalam buku antologi berjudul “Rasa di Balik Persahabatan” dan “Hari-hari Setelah Kau Pergi”. Kedua tulisan ini mengangkat tema emosi, dinamika hubungan sosial, dan refleksi kehidupan remaja. Sementara itu, Faiza Lathifatuz Z. tak kalah membanggakan dengan tiga karya tulis yang berhasil dibukukan, yakni “Secarik Pesan Untukku”, “Dari Aku yang Mencintaimu”, dan “Sunyi yang Tak Bertepi”.

Proses seleksi karya dilakukan secara nasional, melibatkan ratusan naskah yang dikirim oleh pelajar dari berbagai daerah. Masuknya karya kedua santriwati ini ke dalam buku antologi terbitan nasional membuktikan bahwa bakat dan potensi sebagai penulis dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan pesantren yang kondusif.

Prestasi ini juga membuktikan bahwa santri tidak hanya unggul dalam bidang keagamaan, tetapi juga mampu menjadi penulis muda yang menyuarakan ide, emosi, dan nilai-nilai melalui karya sastra. Ini adalah wujud nyata bahwa literasi pesantren bisa berkontribusi besar dalam membangun peradaban intelektual Indonesia.

Ustadz Farid, Kepala MA PPMI Assalaam, turut memberikan apresiasi atas pencapaian tersebut. “Kami bangga atas pencapaian para santri yang terus mengembangkan bakat menulis. Ini sejalan dengan misi kami untuk mencetak generasi intelektual yang religius dan literatif,” ungkapnya.

Sebagai lembaga pendidikan berbasis pesantren, MA PPMI Assalaam terus berkomitmen mendukung kegiatan literasi dan pengembangan kemampuan menulis. Keberhasilan Saida dan Faiza sebagai penulis nasional menjadi inspirasi bagi santri lainnya untuk terus berkarya dan menorehkan tinta prestasi dalam dunia literasi.