Dauroh Kepengasuhan Kesantrian Putri PPMI Assalaam: 40 Hari yang Menentukan

Dauroh Kepengasuhan Kesantrian Putri PPMI Assalaam: 40 Hari yang Menentukan

Sukoharjo, Jum’at (15/8) – Pengasuh Kesantrian Putri Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam, melalui bidang Kepengasuhan Asrama, menggelar acara Dauroh Kepengasuhan dengan menghadirkan Ustadz Ibrahim Mandres sebagai narasumber. Kegiatan yang berlangsung di kantor Assalaam lantai dua ini mengusung tema “40 Hari yang Menentukan”.

Dauroh ini diikuti oleh seluruh wali hujroh dan kasubag dari kesantrian putri PPMI Assalaam. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah memberikan wawasan baru kepada wali hujroh sebagai garda terdepan dalam membimbing dan mendampingi santriwati. Mereka diharapkan dapat menjadi jembatan utama bagi santriwati dalam mengembangkan potensi dan bakat mereka selama berada di pondok pesantren.

Dauroh Kepengasuhan Kesantrian Putri PPMI Assalaam: 40 Hari yang Menentukan
Dauroh Kepengasuhan Kesantrian Putri PPMI Assalaam: 40 Hari yang Menentukan
Dauroh Kepengasuhan Kesantrian Putri PPMI Assalaam: 40 Hari yang Menentukan
Dauroh Kepengasuhan Kesantrian Putri PPMI Assalaam: 40 Hari yang Menentukan
Dauroh Kepengasuhan Kesantrian Putri PPMI Assalaam: 40 Hari yang Menentukan
Dauroh Kepengasuhan Kesantrian Putri PPMI Assalaam: 40 Hari yang Menentukan

Dalam acara tersebut, Ustadz Ibrahim Mandres memaparkan tujuh poin penting yang harus dipraktikkan dalam mengenal santri selama 40 hari pertama di pondok pesantren. Poin-poin tersebut antara lain:

  1. Mengenal Santri secara Mendalam: Meliputi pemahaman tentang fisik, keluarga, karakter, potensi, bakat, serta kemampuan dalam mengelola emosi.

  2. Membangun Kedekatan dengan Santri: Kehidupan di pondok pesantren bukan hanya sekadar tinggal bersama, tetapi harus membangun kedekatan yang lebih intim.

  3. Menjadi Orang Tua bagi Santri: Berperan sebagai figur orang tua yang membimbing dan memberi arahan.

  4. Mengajarkan Kemandirian Santri: Membimbing santri untuk mengembangkan kebiasaan hidup mandiri.

  5. Edukasi Budaya Pesantren: Meningkatkan pemahaman tentang budaya pesantren kepada santri.

  6. Meningkatkan Komunikasi dengan Orang Tua: Menjaga hubungan komunikasi yang baik antara santri dan orang tua.

  7. Menyusun Laporan Perkembangan Santri: Menyusun laporan tentang perkembangan santri secara berkala.

Diharapkan, kegiatan dauroh ini dapat memberikan inspirasi serta menjadi modul pembelajaran bagi seluruh wali hujroh dalam mendampingi perkembangan santriwati, baik di bidang akademik maupun non-akademik.

Kontributor: Nihayatul Qoribah, M.Pd.

Shopping Basket