Pandemi yang melanda hampir seluruh penjuru negeri ini memang menyumbang keprihatinan bagi seluruh aspek kehidupan bagi penduduk negeri ini, terutama dari sisi aspek pendidikan. Tak heran banyak peserta didik berkendala dalam memproses pembelajaran di era wabah ini. Akan tetapi, masa pandemi tak menyurutkan langkah para peserta didik untuk berupaya menggapai cita-citanya. Hal ini dibuktikan dengan diterimanya tujuh santri MA PPMI ASSALAAM di salah satu kampus Islam tertua di dunia, yaitu Universitas Al Azhar As Syarif, Mesir, yang terkenal sebagai salah satu pusat utama pendidikan sastra Arab dan pengkajian Islam Sunni di dunia (dilansir dari wikipedia). Ketujuh santri angkatan 2020 ini diterima di fakultas Ushuluddin. Mereka adalah Intan Nur Faizah, Iftitah Afiat Mulia Insani, Maulina Rahmawati, Faizal Nursyah, Rais Musthofa, Muhammad Fawwaz Robi’ul Qooi jurusan Tafsir Qur’an, sedangkan Bagus Ledi Prestiyono jurusan Dakwah wa Tsaqofah Islamiyah.
Para santri ini sebelumnya mengikuti bimbingan belajar KTT (Kuliah Timur Tengah) yang diselenggarakan oleh unit MA PPMI ASSALAAM saat duduk di bangku kelas 12. Mereka diampu oleh para Ustad dan Ustadzah yang pakar di bidang perkuliahan Timur Tengah. Tidak berhenti hingga tahap bimbingan belajar saat masih besekolah saja. Upaya mereka dalam meraih mimpi mereka untuk kuliah di Universitas Al Azhar as Syarif ini harus melalui beberapa tahap. Salah satunya mengikuti Daurah Lughah dari kampus tersebut via Online dikarenakan kondisi pandemi, guna mengetahui kemampuan bahasa Arab calon mahasiswa Al Azhar sebelum mereka resmi diterima sebagai mahasiswa, dikarenakan para mahasiswa harus bisa menyesuaikan dengan bahasa Arab yang diampu oleh para dosen-dosen native speaker. Pada proses Daurah Lughah para santri melaluinya dalam kurun waktu kurang lebih empat bulan, dari bulan Juli-Oktober untuk proses tes dan bimbingan kebahasaan hingga tuntas.
Proses yang dilalui para santri ini penuh perjuangan. Hal ini diakui oleh salah satu santri yang mengatakan, “Saya speechless, proses ini ternyata berat untuk bisa sampai kuliah di Universitas Al Azhar As Syarif. Ini salah satu impian besar saya. Saya benar-benar bersyukur. Sampai saat ini saya belum percaya, bahwa saya sudah resmi menjadi mahasiswa Al Azhar As Syarif”, ujar Intan Nur Faizah penuh haru.
Perjuangan para santri dalam meraih salah satu impian besar mereka patut diacungi jempol, karena mereka tidak putus asa dan terus gigih dalam menjalani proses pada masa pandemi dengan segala kendala dan keterbatasan proses dari awal hingga bisa diterima di kampus Islam ternama di dunia yang melahirkan tokoh-tokoh bangsa dan para cendekiawan Muslim. Semoga kelak para santri menjadi cendekiawan-cendekiawan Muslim yang selalu berpegang teguh pada Rabb ‘Izzati. (Red: Freda Yunia Rahma)